Soal Teror Kepala Babi ke Tempo, Prabowo Akui Ucapan Hasan Nasbi Teledor

Presiden RI Prabowo Subianto saat diwawancarai tujuh jurnalis senior di kediaman pribadi Presiden di Hambalang, Minggu (6/4/2025). Foto: Tim Media Internal Prabowo Subianto

JAKARTA | Presiden Prabowo Subianto blak-blakan bicara terkait dugaan teror berupa pengiriman kepala babi dan tikus ke Kantor Redaksi Tempo yang turut dikomentari Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi.

Prabowo mengakui ucapan Hasan Nasbi agar kepala babi kiriman itu “dimasak saja”, sebagai hal yang teledor dan keliru. Sebab, komentar itu tidak merepresentasikan jawaban Presiden.

Hal itu disampaikan Prabowo dalam wawancara bersama tujuh jurnalis sekaligus pemimpin redaksi media massa di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, pada 6 April 2025.

“Itu ucapan yang teledor. Ya keliru itu, saya kira beliau [Hasan Nasbi] menyesal,” ujar Prabowo sebagaimana dilansir Kabar24, Selasa (8/4/2025).

Orang nomor satu di Indonesia menambahkan alasan kekeliruan dari respons PCO juga disebabkan oleh ketidakbiasaan pejabat komunikasi saat tampil di publik.

Pasalnya, Prabowo menyatakan bahwa terkadang pejabat yang biasa berkutat pada sektor perencanaan hingga akademisi belum tentu cepat menyesuaikan ketika harus berbicara di publik.

“Tapi ini alasan yang bisa saya kasih mungkin karena baru pada posisi pemerintahan yang selalu disorot. Jadi kadang-kadang, orang yang dari dunia perencanaan, survei, akademik, muncul di panggung publik kurang cepat menyesuaikan,” imbuhnya.

Namun demikian, Prabowo tetap mengakui bahwa itu merupakan kesalahannya lantaran kurang peka terhadap isu lain. “Tapi, bahwa komunikasi kurang baik saya anggap saya yang bersalah karena fokus kita deliver, kerja,” pungkasnya.

Upaya Adu Domba

Di bagian lain dalam wawancaranya dengan tujuh jurnalis, Presiden RI Prabowo Subianto menilai aksi teror terhadap redaksi Tempo merupakan upaya adu domba.

“Saya kira yang melakukan itu ingin mengadu domba, ingin menciptakan suasana yang tidak baik,” kata Prabowo menjawab pertanyaan Pemimpin Redaksi (Pemred) Detik.com Alfito Deannova Gintings, dikutip dari Antara.

Redaksi Tempo pada tanggal 20 Maret 2025 menerima teror berupa kiriman kepala babi dari orang tidak dikenal, kemudian disusul dengan kiriman tikus-tikus tanpa kepala.

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi saat diminta responsnya oleh wartawan mengenai insiden kepala babi itu menyebut: “Dimasak saja.”

Respons Hasan lantas menuai reaksi dari banyak pihak, termasuk dari koalisi masyarakat sipil, aktivis, komunitas pers, dan publik.

Hasan kemudian menjelaskan maksud dari komentarnya itu. Dia menyebut dirinya menggunakan kata-kata “dimasak saja” agar tujuan pelaku teror yang ingin menebarkan ketakutan tak tercapai.

Terlepas dari itu, teror yang ditujukan kepada Tempo masih diusut oleh kepolisian. Bareskrim Polri bersama penyidik dari Polda Metro Jaya telah menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengumpulkan informasi, termasuk rekaman CCTV dari sekitar lokasi kejadian.

Terkait dengan gaya komunikasi jajarannya yang dinilai kerap memicu reaksi publik, Presiden menilai jajarannya itu kemungkinan kurang waspada dan kurang berhati-hati.

Presiden menjelaskan sikap kurang hati-hati itu kemungkinan karena banyak anggota Kabinet Merah Putih yang terbilang baru masuk ke dalam struktur pemerintahan.

“Banyak yang baru, jadi mungkin kurang waspada, kurang hati-hati, dalam mengucap,” kata Presiden Prabowo. (Kbr24/Ant/OM-03)