ACEHSINGKIL – Dinas Pendidikan (Disdik) Aceh Singkil bersama Majelis Adat Aceh (MAA) Aceh Singkil menjalin kerjasama untuk melestarikan kebudayaan dan Adat Istiadat Aceh Singkil.
Kerjasama itu ditandai dengan penandatanganan dokumen kesepakatan bersama yang diteken Kadis Pendidikan Yusfit Helmi dan Ketua MAA Aceh Singkil, Zakaria di Gedung Seni Budaya Singkil, Senin (16/12/2019)
Dalam momen itu juga dilaksanakan serangkaian Rapat Koordinasi Bidang Kebudayaan bersama para tokoh adat dan budayawan.
Kabid Kebudayaan M Najur dalam laporannya menyampaikan, kerjasama tersebut digagas dalam pelaksanaan sosialisasi Kebudayaan dan Kegiatan adat istiadat Kab. Aceh Singkil.
Kerjasama itu diketahui berkaitan dengan perencanaan program kegiatan pendidikan, kebudayaan yang islami, sebagai upaya memajukan dan melestarikan kebudayaan dan adat istiadat Aceh Singkil.
Program-program itu diantaranya meliputi; peningkatan pemeliharaan, pembinaan dan menyebarluaskan kebudayaan dan adat istiadat serta hukum adat kepada masyarakat.
“Termasuk menggali dan mendokumentasikan nilai-nilai budaya dan khazanah adat istiadat Aceh Singkil, yang akan menjadi pokok pemikiran bidang kebudayaan dan adat istiadat,” sebutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Aceh Singkil, Yusfit Helmi melalui budaya daerah yang disinergikan dengan tokoh budaya dan tokoh adat, akan memajukan daerah dan mengenalkan daerah ke dunia luar.
“Untuk itu, Bidang Kebudayaan perlu segera melakukan pendataan situs-situs yang bersejarah untuk dimasukkan dalam cagar budaya,” katanya.
Mewakili MAA Aceh Singkil, Zakirun Pohan mengatakan pihaknya sudah berusaha menerobos untuk menjalankan dan mengembangkan budaya dan khazanah adat budaya Singkil.
Usulan MAA Tak Terakomodir
Namun kenyataannya, semua usulan yang yang diprogramkan MAA tidak terakomodir.
“DPRK dan Bappeda tidak sepaham apa yang ingin dilaksanakan, pemikiran yang ingin disampaikan tidak laku,” ucap Zakirun.
“Serangkaian itu, MAA juga mengajak Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan untuk audensi bersama DPRK, untuk memaparkan kegiatan budaya Singkil,” ucap Zakirun.
Sementara Sadri Ondang salah satu penulis budaya daerah meminta agar Pemkab Aceh Singkil kembali mengeluarkan SK Bupati serta menyiapkan anggaran untuk sanggar-sangar yang ada.
“Semua sanggar kalau bisa harus diaktifkan kembali jika ingin budaya dan adat istiadat tetap terjaga,” kata Ondang.
Disebutkannya, di Thailand diajarkan Kitab Syekh Abdurrauf, salah satunya terjemahan Al Qur’an ke bahasa Melayu.
Ondang juga mengusulkan jika dilaksanakan Haul Syekh Abdurrauf perlu dibuat titik nol penggunaan bahasa Melayu kedalam Al Qur’an.
Reporter: Saleh
Foto: Kadis Pendidikan Yusfit Helmi bersama Ketua MAA Zakaria tandatangani dokumen kesepakatan kerjasama budaya dan adat istiadat.