Pj Bupati : Jangan Curiga, Abdya Bentangkan ‘Karpet Merah’ kepada Semua yang Datang

Pj Bupati Abdya, H Darmansah SPd MM menyampaikan sambutan dalam acara kanduri peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW di Mushalla Simpang T, Dusun Kuala Surien, Desa Lama Tuha, Kecamatan Kuala Batee, Minggu (24/12/2023)

ABDYA | Penjabat (Pj) Bupati Aceh Barat Daya (Abdya) H Darmansah SPd MM mengimbau kepada semua pihak, termasuk masyarakat agar jangan terlalu cepat curiga berlebihan terhadap siapa saja yang datang atau berkunjung ke daerah tersebut.

“Saya selaku pimpinan daerah siap dan tetap membentang karpet merah kepada siapapun yang berkujung/datang ke Abdya. Mari kita dukung dan jangan terlalu cepat curiga,” ungkap Pj Bupati Darmansah ketika menyampaikan sambutan dalam acara peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW di Mushalla Simpang T, Dusun Kuala Surien, Desa Lama Tuha, Kecamatan Kuala Batee, Minggu (24/12/2023).

Acara Kanduri maulid yang digelar para petani kelapa sawit di kawasan Jalan 30 (Ring Road) Abdya atau di tengah areal perkebunan kelapa sawit rakyat itu merupakan wujud rasa syukur yang diperoleh dari hasil bertani sawit sekaligus dipadukan dengan Pengukuhan/Pelantikan Pengurus DPD Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kabupaten Abdya Periode 2023-2028.

Pj Bupati Darmansah mengaku tetap berpikir positif karena siapapun yang datang punya niat baik terhadap daerah tersebut. Maka siapun dia yang berkunjung tetap diperlakukan dengan baik.

“Kalau toh nanti yang bersangkutan tak mampu memberi sesuatu untuk daerah ini, tapi barang kali yang bersangkutan bisa mengupayakan dengan minta bantu melalui orang lain,” jelasnya.

Sambungnya, setelah mendapat kepercayaan sebagai Pj Bupati Abdya sejak 15 Agustus 2021 lalu, maka infrastruktur pertama yang ditinjau oleh Darmansah ketika itu adalah akses Jalan 30 atau Ring Road Abdya. Jalan yang dibuka sejak tahun 2009 atau diperiode pertama Akmal Ibrahim SH memimpin Abdya dengan menerobos medan yang sangat sulit.

Namun demikian, dari perjuangan berat akhirnya lahir jalan baru dengan panjang sekitar 39 Kilometer (Km) membentang di kawasan pesisir Samudera Hindia, dari jembatan rangka baja Dusun Lama Muda, Desa Lama Tuha, daerah pedalaman Kecamatan Kuala Batee tembus ke Jalan Nasional (Jalan Negara) lokasi Simpang Terangun di Desa Ie Mirah, Kecamatan Babahrot.

Belakangan jalan baru yang termasuk fenomenal itu dikenal dengan sebutan ‘Jalan 30’. Nama ini lebih familiar karena lebar jalan ini tidak tanggung-tanggung mencapai 30 meter. Peningkatan jalan lingkar tersebut terus berlanjut ketika Ir Jufri Hasanuddin memimpin Abdya dan Akmal Ibrahim menjadi Bupati Abdya perode kedua.

Tingkatkan Perekonomian

Peningkatan bukan saja pengerasan badan jalan, melainkan pembangunan tiga unit jembatan rangka baja di lintasan tersebut, yaitu jembatan rangka baja di atas Krueng Kuala Batu di Dusun Lama Muda, jembatan rangka baja Suak Sane di Dusun Kuala Surien dan jembatan rangka baja sepanjang 60 meter yang membentang di atas Krueng Teukueh, Dusun Kuala Surien, Kecamatan Kuala Batee serta sebuah jembatan di lokasi Krueng Itam, Kecamatan Babahrot.

“Setelah memantau Jalan 30, saya sangat kagum karena terus terang saja memang manfaatnya sangat luar biasa. Tak ada jalan di daerah lain dengan lebar jalan mencapai 30 meter. Saya salut kepada Pak Akmal (Bupati sebelumnya) yang sudah meletakkan pondasi awal sangat kuat. Makanya, saya bertekad melanjutkan peningkatan jalan ini,” papar Pj Bupati Darmansah di hadapan para petani kelapa sawit setempat.

Alasan Darmansah untuk melanjutkan peningkatan akses jalan lingkar (ring road) tersebut karena sangat strategis untuk peningkatan perekonomian masyarakat, termasuk peningkatan pendapatan daerah.

Dari laporan yang diterima dari Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Abdya, drh Nasruddin bahwa di lahan terlantar kawasan Jalan 30 yang sejak puluhan tahun tidak bisa digarap lantaran tidak tersedia akses jalan, tapi sekarang sudah berkembang 20.620 hektere (ha) areal perkebunan kelapa sawit rakyat, terutama di kawasan Kecamatan Babahrot dan Kuala Batee.

Sebagian besar areal kebun kelapa sawit rakyat tersebut sudah berproduksi, dan menjadi sektor andalan pendapatan masyarakat petani pekebun sawit setempat. Masih di lintasan Jalan 30, saat ini sudah beroperasi dua unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) milik swasta, yaitu PKS milik PT Moen Jambe di lakasi DusunTuwi/Lubok Paku, Desa Ie Mirah, Kecamatan Babahrot, dan PKS milik PT Samira Makmur Sejahtera (SMS) di Kuala Surien, Desa Lama Tuha, Kecamatan Kuala Batee.

Dua unit PKS milik swasta lainnya segera hadir, satu unit pembangunannya sudah dimulai, yaitu PKS milik PT Dua Perkasa Lestari (DPL) yang memiliki sertifikat lahan HGU kelapa sawit ribuan ha di kawasan Kecamatan Babahrot. Sedangan satu unit PKS lainnya milik PT Ensem Abadi juga segera dimulai pembangunannya karena lahan lokasi pabrik sudah tersedia juga di kawasan Desa Lama Tuha, Kuala Betee.
Bukan hanya itu, Jalan 30 yang membelah areal puluhan ribu ha kebun kelapa sawit itu juga menjadi akses jalan dari dan ke lokasi rencana pembangunan Pelabuhan Teluk Surin lokasi pantai Desa Lama Tuha, berjarak sekitar 26 Km dari Jalan Nasional lokasi Desa Geulima Jaya, Kecamatan Susoh.

Pelabuhan dengan laut dalam ini disebut-sebut terbesar di pantai barat selatan Aceh ini. Di lokasi pantai Teluk Surin, Pemkab Abdya sudah mencadangkan lahan kosong sekitar 600 ha untuk pembangunan infrastruktur pendukung sebuah pelabuhan besar.
Terkait pembangunan Pelabuhan Teluk Surin yang bisa dikembangkan sebagai pelabuhan ekspor minyak kelapa sawit (CPO), Pemkab Abdya terus bekerja keras mengajak investor untuk berinvestasi dengan kemudahan yang siap diberikan Pemkab setempat.

Masih di lintasan Jalan 30 juga berdiri bangunan PKS (hanya berupa bangunan mesin dari bahan rangka baja) lengkap dengan bangunan perkantoran dan perumahan karyawan di Desa Lhok Gayo, Kecamatan Babahrot. Sayangnya PKS yang dibangun tahun 2010 itu menelan anggaran belasan miliar dari APBA tidak beroperasi hingga sekarang. Bangunan besar konstruksi besi baja diperuntukkan sebagai tempat mesin yang sudah rampung dibangun itu terancam menjadi besi tua.
Bangunan PKS yang baru diserahkan oleh Pemerintah Provinsi Aceh menjadi aset Pemkab Abdya pada tahun 2020 (sekitar 8 bulan sebelum Akmal Ibrahim mengakhiri masa jabatan kedua) tetap menjadi bangunan terbengkalai di tengah semak belukar. Lalu, Darmansah yang dipercaya menjabat Pj Bupati Abdya sejak 15 Agustus 2021 memprogramkan bangunan PKS tersebut menjadi Pabrik Pengolahan Minyak Goreng dengan memanfaatkan bahan baku CPO yang tersedia.

“Sudah ada empat calon investor yang saya bawa ke lokasi bangunan PKS yang terbengkalai itu. Meskipun belum ada realiasi untuk dikembangkan sebagai pabrik pengolahan minyak goreng, namun saya terus berusaha untuk mengajak siapapun yang berminat berinvestasi,” ungkap Pj Bupati Darmansah.

Tulus Membangun

Darmansah yang memasuki tahun kedua menjabat Pj Bupati Abdya menambahkan bahwa pihaknya bekerja membangun daearah tersebut secara tulus dan ikhlas.

“Tekad melanjutkan peningkatan Jalan 30, meskipun saya tidak punya lahan kebun sawit barang 2 ha pun, sama sekali tak ada,” katanya.

Tekad melanjutkan, ungkap Darmansah hanya semata-mata bahwa jalan lingkar tersebut punya potensi sangat besar ke depan. Maka, sejak awal menjabat sebagai Pj Bupati Abdya tahun 2021 lalu, pihak proaktif melakukan lobi-lobi dengan pihak Balai PUPR di Aceh dan melakukan pendekatan dengan Kementerian PUPR di Jakarta.

Hasilnya, tahun anggaran 2023 ini diperoleh anggaran Rp 14 miliar sumber APBN untuk pekerjaan aspal hotmik jalan 30 sepanjang 4,2 Km dari jembatan Suak Sane menuju jembatan rangka baja Krueng Teukueh, daerah ini masih kawasan Desa Lama Tuha. Proyek peningkatan jalan ini dalam proses pekerjaan akhir.

Lebih lanjut, dijelaskan badan jalan baru sepanjang 39 Km itu, yang baru diaspal hotmix hanya sepanjang 1.620 meter dengan lebar sekitar 4 meter, sejak dari jembatan rangka baja sampai Simpang Dusun Lama Muda, kawasan Desa Lama Tuha yang pekerjaannya selesai dilaksanakan 2 tahun lalu.

Namun kata PJ, Dengan pekerjaan tambahan perkerjaan aspal hotmix sepanjang 4,2 Km tahun 2023 dari jembatan Suak Sane menuju Krueng Teukueh, maka dari dari total panjang badan jalan sekitar 39 Km yang sudah diaspal baru 5.820 mater (5,82 Km).

Artinya, masih tersisa sekitar 33 Km lebih yang belum ada aspal. Status jalan tersebut adalah jalan kabupaten sehingga menjadi kewenangan Pemkab Abdya melaksanakan dengan memanfaatkan APBK.

“Bisa dibayangkan dengan kemampuan APBK sangat terbatas, dan tiap tahun ditingkatkan sepanjang 1 Km, maka dibutuhkan waktu 33 tahun ke depan baru selesai,” papar PJ Darmansah.

Tidak ada cara lain, tambah Pj Bupati Abdya, kecuali melakuan lobi-lobi dengan pemerintah pusat, terutama dengan Kementerian PUPR di Jakarta. Meskipun jabatannya kurang satu tahun lalu, pihaknya terus mengupayakan ke pemerintah pusat.

Menyinggung pekerjaan aspal hotmix dilaksanakan terputus, karena yang diaspal tahun 2023 dari jembatan Suak Sane ke jembatan Krueng Teukueh sepanjang 4,2 Km, sementara dari Simpang Lama Muda menuju jembatan Suak Sanee dengan panjang sekitar 2,7 Km belum diaspal.

Hal itu, menurut Pj Darmansah hanya strategi saja dengan harapan anggaran aspal hotmix untuk jalan yang belum beraspal atau yang terputus tersebut itu dapat segera dialokasikan pemerintah.

“Tahun ini, kami mengharapkan bisa dibangun aspal hotmik Jalan 30 Km sepanjang 20 Km, tapi bisa dapat 4 Km saja, kita sangat bersyukur,” ungkapnya. dengan senyum khasnya.

Pantauan awak media, Acara tersebut dihadiri ratusan petani kelapa sawit, juga Ketua Umum DPW Apkasindo Aceh, Ir Sofyan Abdullah bersama Sekretaris, Fadhli Ali SE MSI.
Kemudian, pejabat mewakili Forkopimkab Abdya, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Abdya, drh Nasruddin, Direktut PT Dua Perkasa Lestari, H Said Syamsul Bahri, Koordinator Wilayah Barat Selatan KADIN Aceh, H Syamsidik Ibrahim, sejumlah pengusaha kebun sawit, pihak yang mewakili PKS PT Moen Jambee, pihak mewakili PKS PT Samira Makmur Sejahtera, Anggota Muspika Kuala Batee dan Babahrot serta Keuchik Gampong Lama Tuha, Abdullah BD.demikian tutupnya.

Reporter : Nazl