MEDAN – ‘Polisi Gopek’, istilah ini mungkin sudah tak asing lagi bagi pegendara di Kota Medan. ‘Polisi Gopek’, mereka orang yang berdiri di setiap lekukan jalan, mengawal kendaraan roda empat untuk memutar arah mengharap recehan minimal Rp500, sumbangan dari pengendara.
Di Medan, ada banyak titik putaran balik atau dalam istilah lalulintas disebut U Turn. Para ‘Polisi Gopek’ ini kerap beraksi di titik-titik putaran balik yang kerap kali padat kendaraan di jam-jam sibuk.
Salahsatunya yang terpantau, seperti di jalan AH Nasution, Medan, di depan Gedung Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) dan terus mengarah ke Jalan Tritura, tepat setelah melewati Rumahsakit Mitra Sejati ada titik putaran balik yang kerap diramaikan para ‘Polisi Gopek’.
Dua titik putaran balik ini merupakan yang berada di jalan lingkar luar Kota Medan nadi arus transportasi antar kota.
Fenomena keberadaan ‘Polisi Gopek’ ini harusnya menjadi perhatian aparat, dalam hal ini kepolisian dan Dinas Perhubungan (Dishub). Pada dasarnya mereka bukan petugas lalulintas yang mengerti keselamatan di jalanan dan memiliki ilmu mengurai kemacetan.
Seperti yang baru-baru ini terjadi, aksi seorang ‘Polisi Gopek’ di titik putaran depan gedung Kejatisu membahayakan seorang pengendara sepedamotor.
Salahseorang saksi mata, Agus, kepada orbitidigitaldaily.com menuturkan, pengendara sepedamotor tadi menabrak seorang ‘Polisi Gopek’ yang agaknya masih berusia remaja.
“Jadi kemarin, ketika ada pengendara mobil yang berbelok, Polisi Gopek tadi menghalangi laju sepedamotor yang berjalan lurus dari Jalan AH Nasution menuju Jalan Tritura. Karena sangkin kencangnya, sementara si Polisi Gopek tadi seenaknya berdiri di tengah jalan, ya, tabrakan jadinya,” ujar Agus.
“Harusnya yang mengawal lancar tidaknya arus lalulintas itu petugas, seperti Dishub.”
Sempat terjadi keributan antara pengendara dengan remaja yang berprofesi sebagai ‘Polisi Gopek’ itu. Namun beruntung, baku hantam tak sempat terjadi kata Agus.
“Saya langsung turun dari mobil dan melerai keduanya. Kalau mau dibilang siapa yang salah, ya sudah pasti si Polisi Gopek itu. Dia tak memikirkan pengendara lain yang berada di jalur lurus, hanya mementingkan urusannya saja biar dapat uang dari pengendara mobil yang hendak melewati putaran balik,” ceritanya.
“Tapi yang saya heran, kenapa tidak ada petugas seperti Polisi atau Dishub yang berjaga di putaran ini. Setidaknya kalau tidak berjaga, ya ditertibkan lah ini (Polisi Gopek) karena bukan membantu, malah meresahkan dan membahayakan pengendara lain,” terang Agus.
Nina, pengendara mobil lainnya juga punya pengalaman tak mengenakkan lain terhadap ‘Polisi Gopek’.
Ia menuturkan, para ‘Polisi Gopek’ini kerapnya arogan dan memperlambat pengendara lain yang hendak berbelok.
“Ya kalau mau dibilang gimana, menurut saya tidak ada membantunya. Mereka sengaja kadang memperlambat laju kendaraan biar seolah-olah bekerja mengawal mobil berbelok. Kalau tidak dikasih terkadang mau mengintimidasi,”ceritanya.
Perempuan yang berdomisili di Johor ini meminta supaya petugas kepolisian maupun Dishub Medan bertindak menertibkan para Polisi Gopek yang menurutnya meresahkan itu.
“Mungkin bukan hanya saya saja, semua pengendara lebih banyak yang tidak sukanya dengan ulah Polisi Gopek ini. Harusnya yang mengawal lancar tidaknya arus lalulintas itu petugas, seperti Dishub. Kan itu sudah memang tugas mereka,” pungkas Nina. (*)