Nah, kini, di tengah setiap warga berupaya menyelamatkan diri dan keluarga dari kematian yang setiap saat mengancam, sementara layanan negara dan pemerintah termasuk kebijakan PSBB yang dirasakan sangat minimalis alias tidak berhasil, pemerintah kehilangan kepercayaan di jantung utama yang semestinya mampu memompa nafas kehidupan setiap rakyat. Sejak awal, lebih dari 9 bulan segala upaya untuk menyelamatkan rakyat dari wabah pandemi COVID19 dilakukan oleh pemerintah, semakin terjelaskan. PSBB di tiap daerah pun tak begitu menampakkan hasil dalam memulihkan krisis kesehatan dan krisis sosial ekonomi. Pandemi korupsi yang menjadi wabah paling kronis di pemerintahan telah menjalar ke jantung pemerintahan yang memerlukan penanganan segera.
Jangan Sampai Ambruk !
Tak ada ampun lagi bagi pemerintah untuk segera bertindak cepat memulihkan kepercayaan rakyat yang sudah semakin ambruk. Dari resesi ekonomi menuju gerbang krisis multidimensi. Bagi saya, krisis kepercayaan rakyat inilah modal utama pemerintah dapat melanjutkan tugas dan tanggung jawabnya.
Saat kementerian sosial mengalami darurat korupsi, maka jantung pemerintahan terkena penyakit sangat parah. Di berbagai belahan negara lain, ketika warga miskin dan paling terpinggirkan terlukai, kerap dibarengi dengan kemunculan frustasi sosial, gerakan aksi sosial, amuk massa, kerusuhan sosial, konflik sosial dan gejolak sosial yang tak terbendung. Berujung dengan berkembangnya instabilitas sosial hingga melahirkan krisis multidimensi secara ekonomi, sosial dan politik.
Tentu saja, tak ada pihak yang menghendaki negeri ini ambruk dan hancur berkeping. Setiap jiwa rakyat dan keluarganya harus diselamatkan. Negara dan bangsa ini harus tetap berdaulat di atas kekuatan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan oleh pemimpin dan pemerintahan yang memiliki kepercayaan rakyat. Tanpa itu, yang ada hanyalah pemerintahan zombie, tanpa darah kehidupan, tanpa nafas kepercayaan yang menghadirkan semangat dan harapan bagi rakyat yang tengah menderita, bahkan sekarat.